Rabu, 18 Juni 2008

Pergulatan Hidup Penulis Muda

Judul Buku: Kiat Menulis Artikel di Media: dari Pemula sampai Mahir
Penulis: M. Arief Hakim
Penerbit: Nuansa Cendikia, Bandung
Tahun Terbit: Edisi Revisi, Juli 2004
Tebal: 184 halaman (termasuk lampiran)
Peresensi: M. Haninul Fuad*)

Ada sebuah hitungan matematis yang dapat menggairahkan dunia tulis-menulis: misalkan seorang penulis dalam satu minggu dapat menghasilkan tiga tulisan yang dimuat di media nasional. Maka, dalam satu bulan penulis tersebut berkarya sebanyak 12 tulisan (artikel). Honor per tulisan di media nasional berkisar antara Rp. 200.000 sampai Rp. 600.000. Misalkan kita ambil tengah-tengahnya (Rp. 400.000) untuk honorarium setiap artikel, maka penghasilan penulis perbulannya Rp. 4.800.000. Angka ini merupakan pendapatan yang cukup besar untuk ukuran orang Indonesia. Bahkan, angka ini melebihi gaji seorang profesor di perguruan tinggi. Sungguh angka yang tidak mengecewakan!
Tapi, suara lirih penulis sering kali kita dengar. Ada yang mengeluh kalau hidup ini terlalu berat bagi seseorang yang menyandang profesi sebagai penulis, apalagi penulis pemula. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Bagaimana pergulatan hidup seorang penulis pemula menghadapi “kekejaman” redaktur media massa? Buku “Kiat Menulis Artikel di Media: dari Pemula sampai Mahir” yang ditulis oleh M. Arief Hakim menawarkan solusi praktis berkaitan dengan masalah ini.
Hakim, yang memulai “karier” dalam dunia tulis-menulis” pada usia 15 tahun, usia yang cukup dini, mencoba berbagi pengalaman menulis di media massa. Buku ini terasa lengkap karena penulisnya menyajikan semua jenis tulisan yang biasa kita jumpai di media cetak, mulai dari artikel, esai, kolom, sampai pada karya jurnalistik yang berbentuk berita dan feature.
Dunia tulis-menulis tidak dapat dipisahkan dengan ide dan orisinilitas. Modal dasar seorang penulis adalah “kepekaan” dan “sikap kritis” berhadapan dengan teks kehidupan, entah teks tertulis maupun teks yang tidak tertulis. Dari sini penulis mendapat ide dan inspirasi, lantas mengelolanya menjadi karya tulis (halaman 17). Penuangan ide menjadi karya tulis menuntut ketreampilan dan melalui proses yang terus menerus (kontinu). Menulis adalah proses latihan dan mencoba terus menerus. Kemampuan menulis ibarat mata pisau, agar tidak berkarat mata pisau harus dipakai dan diasah terus menerus (halaman 54).
Selain proses yang terus menerus, seorang penulis pemula diberikan kebebasan untuk belajar pada penulis tenar yang ia kehendaki. Dalam buku ini kita dapat belajar dari penulis tenar seperti: Karl Marx, Sigmund Freud, Soedjatmoko, Pramudya Ananta Toer, Goenawan Mohammad, William lidle, Abdurrahman wahid, Nue Cholish Madjid, Jalaludin Rachmat, Jaya Suprana, Putu Wijaya, Emha Ainun Nadjib, dan penulis-penulis hebat lainnya. Namun begitu, langkah ini harus dijauhkan dari tindak plagiasi. Hakim menambahkan, seorang penulis yang berorientasi pada nama besar dan honorarium serta imbalan sebanyak-banyaknya tidak akan menjadi penulis besar dan berpengaruh.
Selain ide yang baru dan orisinilitas tulisan, seorang penulus pemula yang ingin tulisannya dimuat di media massa harus memperhatikan betul karakter media yang ingin dituju. Kita mesti rajin memantau kecenderungan artikel di media tersebut. Meskipun sama-sama bernama artikel, kadang ada nuansa perbedaan antara satu media massa dengan media massa yang lainnya. Perbedaan itu misalnya dalam hal panjang pendeknya, dalam hal pilihan temanya, dalam hal selera penuangan serta ungkapan bahasanya, dalam hal ide dan gagasannya, dan lain-lain (halaman 151).
Buku panduan praktis bagi penulis pemula yang terdiri dari empat bagian ini sangat penting keberadaannya ditengah permasalahan penulis pemula yang kian akut. Setidaknya, buku ini menjadi motifator bagi penulis pemula untuk terus mencoba dan pada akhirnya redaktur media massa tertarik dan memuat artikel yang dikirimkan oleh penulis yang belum memiliki nama besar.
Lampiran buku yang berisi 98 nama dan alamat media cetak di Indonesia memberikan kemudahan bagi pembaca yang ingin mempublikasikan tulisannya. Buku ini terasa berharga bagi penulis pemula yang ingin menunjukkan eksistensinya dalam bidang kepenulisan. Dan, yang paling penting dari semua yang ada dalam buku ini adalah bagian “proses kreatif menulis”, disitu tertuang bagaimana seharusnya pergulatan hidup penulis pemula dimulai. Selamat membaca, dan tiba-tiba anda menjadi penulis hebat!

*) M. Haninul Fuad adalah mahasiswa Univ. Negeri Malang, ketua kelompok diskusi KLC Malang.

1 komentar:

SUPERSTAR mengatakan...

bisa saya beli buku kar m ari f hakim ini?

nanang
akhmat9@gmail.com