Rabu, 18 Juni 2008

Mereguk Oase dari Dai Fenomenal

Judul Buku : Petuah Aa Gym untuk bangsa yang gelisah
Penyusun : Muhammad Nurdin
Penerbit : PrismaSophie, Yogyakarta
Cetakan : I, Mei 2004
Tebal : 152 Halaman
Peresensi : M. Haninul Fuad


Tampilnya Aa Gym (K.H. Abdullah Gymnastiar) tidak hanya menarik perhatian masyarakat Indonesia. Metode dakwahnya (Manajemen Qolbu/ MQ) yang penuh dengan humor dan jauh dari kekerasan, telah merubah image Islam di mata dunia. The New York Times menulis tentang Aa Gym dengan judul “A TV Preacher to Satisfy the Taste for Islam Lit” edisi 20 Agustus 2002. Tidak hanya itu, majalah Time edisi 11 November 2002 juga menampilkan Aa Gym dalam empat halaman. Di bawah judul yang nge-pop, “Holy man Indosia’s Hottest Muslim Preaches a Slick Mix of Piety and Prosperity”, Aa Gym ditampilkan sebagai sosok flamboyan yang senantiasa mengajak manusia untuk mengontrol diri, toleran, dan memperbaiki moral.
Ternyata, yang datang pada Dai fenomenal ini tidak hanya pujian, melainkan juga hujatan. Hujatan datang dalam berbagai bentuk, seperti pernyataan di media massa, artikel, dan juga buku. Abdurrahman Al - Mukaffi melontarkan kritiknya lewat buku yang berjudul “Rapot Merah Aa Gym : MQ di Penjara Tasawuf”. Dalam catatan saya, buku ini menjadi buku best seller.
Bagaimanapun juga, Aa Gym tetaplah seorang Dai yang cukup sukses memberikan siraman batin pada masyarakat Indonesia. Di tengah-tengah situasi keamanan yang dipenuhi dengan konflik antar umat beragama Dai asal Gegerkalong ini mengambil perannya. Banyak aktifitas-aktifitas yang ia lakukan, salah satunya adalah mengunjungi daerah konflik.
Dalam situasi yang tidak menentu seperti saat ini, krisis kepemimpinan dan kepercayaan yang tak kunjung usai, hadirnya buku “ Petuah Aa Gym untuk Bangsa yang Gelisah” bisa menjadi semacam oase di padang pasir. Buku yang terdiri dari 30 artikel pendek dengan tema yang beragam ini memang terlalu naif kalau disebut sebagai pemecah masalah. Tapi, paling tidak buku ini telah menjalankan fungsinya sebagai sumber informasi, atau mungkin juga tuntunan menuju kehidupan yang damai.
Seperti bahasa lisan yang sering digunakan Aa Gym, buku ini juga menyuguhkan bahasa yang segar, mudah dicerna, dan tidak terkesan filosofis. Kesederhanaan bahasa inilah yang membuat Aa Gym dan karya tulisnya dapat diterima oleh semua kalangan.
Salah satu tema dari buku ini yang sangat menarik untuk dibicarakan saat-saat pemilihan presiden atau pemimpin (pilpres) adalah tentang kepemimpinan. Menurut Aa Gym kepemimpinan adalah salah satu anugerah dari Allah yang diberikan kepada manusia. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan adalah sebuah keterampilan yang menuntut untuk terus dilatih (hal. 29)
Minimal ada empat ciri yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang efektif dan baik. Pertama, pemimpin harus memiliki visi kedepan, ia senantiasa berpikir bagaimana membangun sesuatu yang efeknya panjang dan bisa dinikmati di masa yang akan datang. Kedua, pemimpin harus pandai menyusun strategi yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Ketiga, pemimpin hendaknya pintar membaca situasi : potensi ilmu, potensi wawasan, bahkan potensi dari kegagalan yang pernah ia alami. Keempat, pemimpin efektif adalah pemimpin yang punya kemampuan memotivasi, sehingga pengaruhnya sangat berbekas dalam benak orang yang dipimpinnya. Semakin tinggi kemampuan memotivasinya, semakin kuat dan dalam pula pengaruh yang dihasilkannya (hal. 31).
Selain masalah kepemimpinan, masih banyak lagi tema-tema kehidupan yang dibahas dalam buku ini. Diantaranya adalah masalah penyakit rendah diri, berpikir positif, kunci kebeningan hati, ukhuwah, dan menyikapi perbedaan. Kesemua tema dalam buku ini diungkap dengan gaya khas, yang sangat memperhatikan penataan hati atau Manajemen Qolbu, sesuai dengan trade mark Aa Gym.
Buku-buku tentang Aa Gym dan pemikiran-pemikirannya yang membanjiri toko buku, dapat disikapi sebagai fenomena positif dalam kemajuan intelektualitas masyarakat Indonesia. Dan, yang terpenting adalah keterbacaan buku oleh segala lapisan masyarakat. Hal inilah yang menjadi kunci sukses penyebaran ide lewat buku.

M. Haninul Fuad adalah mahasiswa FMIPA Univ. Negeri Malang, mengoleksi buku-buku karangan Aa Gym.

Tidak ada komentar: