Rabu, 04 Juni 2008

Mereka Menyebutku Waria


Judul Buku: Perempuan Tanpa V
Penulis: Merlyn Sopjan
Penerbit: Galang Press, Yogyakarta
Tahun Terbit: Cetakan I, 2006
Tebal: 124 Halaman
Peresensi: M. Haninul Fuad*)


Aku adalah perempuan. Perempuan dalam jiwa. Ragaku laki-laki. Dan aku tetap merasa perempuan. Tak ada yang salah. Yang salah cuma orang tidak melihatku lebih dalam. Mereka hanya melihat ragaku. Mereka hanya melihat yang terlihat. Mereka tak mau tahu lebih jauh. Aku adalah perempuan. Perempuan tanpa vagina (halaman 49).

Hidup adalah sebuah eksistensi, kata Merlyn. Dalam pengembangannya, orang yang hidup harus melaksanakan tugas-tugas kehidupan yang dibebankan di pundaknya. Jadi, sangat naif sekali jika ada orang menilai orang lain hanya sebatas masalah kelamin. Apakah hidup Cuma bertumpu pada sebuah kelamin? . Jawabnya: tentu saja tidak! Pasti ada sesuatu yang salah dari cara pandang masyarakat kita.

Apa yang disampaikan Merlyn sebenarnya bertolak dari fenomena marginalisasi kaum waria. Selama ini, masyarakat Indonesia masih belum bisa menerima Waria sebagai sosok yang utuh. Seperti yang dialami Merlyn beberapa kesempatan yang lalu, ketika ia menggunakan hak politiknya sebagai warga negara, untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Malang. Banyak orang mempertanyakan, bahkan menertawakan pencalonan Merlyn sebagai Walikota oleh sebuah partai politik.

Dalam formulir pendaftaran, jenis kelamin ditulis apa? itulah pertanyaan yang sempat menyudutkan Merlyn dan kaum Waria pada umumnya dalam dunia politik. Karena, jenis kelamin hanya ada dua macam: laki-laki dan perempuan. Tidak ada jenis kelamin waria atau laki-laki sekaligus perempuan. Untung saja, dengan sosok smart-nya, Merlyn dapat mengatasi permasalahan itu. Bahkan ia berbalik menghantam dengan sebuah pertanyaan, Apa kita akan menjalankan tugas-tugas walikota dengan kelamin? . Waktu itu, Merlyn memang tidak terpilih menjadi walikota. Andaikan terpilih, tentu orang-orang yang menertawakan langkah Merlyn itu akan tercengang, dengan ekspresi wajah yang tidak bisa kita bayangkan.

Buku Perempuan Tanpa V memuat tiga bagian penting. Bagian I Aku adalah ungkapan kegelisahan Merlyn sebagai sosok yang dipandang tidak utuh oleh masyarakat. Perasaan wanita pada tubuh lelakinya dipandang orang sebagai sebuah kegilaan. Disinilah Merlyn mengajukan beberapa protes keras. Dalam sebuah tulisannya ia mengungkapkan:
Orang bilang Tuhan hanya menciptakan laki-laki dan perempuan. Tak ada yang lain. Tak ada orang seperti aku. Tapi mereka lupa. Aku merasa perempuan. Dan yang menyebutku waria adalah mereka. Tuhan memang hanya menciptakan perempuan dan laki-laki. Dan aku adalah perempuan. Perempuan tanpa vagina (halaman 50).

Bagian II Cinta merupakan reportase percintaan seorang waria yang lebih mirip sebagai parodi. Lagi-lagi, dengan logika hitam-putih masyarakat mengadili percintaan tersebut sebagai sesuatu yang tidak masuk akal: bagaimana mungkin seorang lelaki bercinta dengan lelaki? Dari sudut pandang Merlyn tentu percintaannya tersebut adalah sesuatu yang sangat wajar dan mestinya terjadi. Sebab, dia adalah wanita meskipun tanpa vagina.

Pada bagian yang terakhir Hidup , Merlyn mencoba bernarasi tentang kemanusiaan.. Tak luput juga masalah yang sedang hangat seputar UU anti pornografi diuangkapnya dengan bernas. Rupanya, aktivitasnya sebagai seorang social worker mempertajam cara pandangnya terhadap hidup. Mestinya, pada pencapaian inilah kita menilai sosok Merlyn. Bukan pada ada atau tidak adanya vagina.

Buku ini secara tidak langsung menjadi bentuk protes penulis terhadap perlakuan miring masyarakat terhadap waria. Image waria sebagai pekerja seks jalanan yang selama ini melekat dalam benak masyarakat yang kemudian berakibat pada perlakuan tidak adil tersebut, sedikit demi sedikit dikikis oleh Merlyn. Sungguh, buku ini memberikan titik pandang baru kepada kita dalam memperlakukan waria sebagai sosok yang utuh dan apa adanya.

Jujur, membaca buku ini muka kemanusiaan saya merasa tertampar. Tidak sakit! Karena tamparan itu dapat saya terjemahkan sebagai cinta. Selamat membaca, dan setubuhi pikiran perempuan tanpa vagina itu! Barangkali anda akan mendapat kepuasan yang belum pernah anda dapatkan.

Tidak ada komentar: